PSIKROMETRI
1. Definisi
Psikrometri
Psikrometri
merupakan kajian tentang sifat-sifat campuran udara dan uap air. Uap air adalah
bentuk gas dari air pada temperatur di bawah titik uap air, yang nilainya
tergantung pada tekanan atmosfer. Pada temperatur dan tekanan barometer
tertentu, uap air dapat berwujud gas atau liquid. Kandungan uap air di udara
dapat mencapai 1 hingga 3 % dari total volume udara. Uap air dapat menguap pada
tekanan yang sangat rendah (Widodo dan Syamsuri, 2008).
Tujuan
utama mempelajari psikrometri ialah menghitung besarnya energi yang diperlukan
untuk mengkondisikan udara (air
conditioning). Dalam psikrometri perlu diketahui komponen-komponen yang
digunakan untuk mengidentifikasi sifat-sifat termodinamika udara yang
diantaranya adalah temperatur bola kering (dry
bulb temperature), temperatur bola basah (wet bulb temperature), titik embun (dew point), tekanan uap air (vapor
press), entalpi, volume spesifik (spesific
volume), kelembapan relatif (relative
humidity), dan kelembapan spesifik (humidity
ratio) (Sugiarto, 2012).
2. Komponen-Komponen
untuk Indentifikasi Sifat Termodinamika Udara
Terdapat
beberapa komponen yang digunakan untuk identifikasi sifat termodinamika udara.
Komponen inilah yang menjadi dasar untuk mempelajari psikometri (Widodo dan
Syamsuri, 2008).
a.
Temperatur
Bola Kering (Dry Bulb Temperature, Tdb)
Temperatur
bola kering (DB) merupakan temperatur yang diukur dan dibaca melalui skala termometer sensor kering dan terbuka. Temperatur
DB dibaca dalam oF, atau oC, (oR atau K), namun
temperatur yang dibaca ini tidak tepat karena pengaruh radiasi panas. Suhu DB
ini merupakan ukuran panas sensibel. Perubahan suhu DB menunjukkan adanya
perubahan panas sensibel (Sugiarto, 2012).
b. Temperatur Bola Basah (Wet Bulb Temperature, Twb)
Temperatur
bola basah (WB) adalah kondisi temperatur saat terjadi kesetimbangan antara
campuran udara dan uap air. Temperatur bola basah diukur menggunakan termometer
yang ditempatkan pada aliran udara minimal 5 m/s.
Sensor termometer WB dibalut kain kassa basah untuk menghindari radiasi panas. Suhu WB
merupakan ukuran panas total (entalpi). Perubahan suhu WB menunjukkan adanya
perubahan panas total (Sugiarto,
2012).
c.
Temperatur
Titik Embun (Dew Point Temperture, Tdp)
Temperatur titik embun (DP) adalah
suhu di mana udara mulai menunjukkan aksi pengembunan ketika didinginkan. Temperatur
DP ditandai sebagai titik sepanjang garis saturasi. Pada saat udara ruang
mengalami saturasi (jenuh) maka besarnya suhu DB sama dengan suhu WB dan DP (Parish
dan Putman, 1977). Temperatur DP merupakan ukuran panas laten pada sistem. Perubahan
temperatur DP menunjukkan adanya perubahan panas laten atau adanya perubahan
kandungan uap air di udara.
d.
Tekanan
Uap Air (Vapor Press, Pv)
Tekanan
uap air merupakan tekanan parsial uap air yang ditimbulkan oleh molekul uap air
di dalam udara lembap pada temperatur konstan. Apabila udara mencapai kondisi
jenuh, maka tekanan uap air tersebut disebut tekanan uap air jenuh (Pvs) (Parish dan Putman, 1977).
e.
Volume
Spesifik (Specific Volume, v)
Volume
spesifik adalah ruang udara pada setiap meter kubik (m3) persatuan
berat (Kg). Volume spesifik dinyatakan dalam satuan volume per satuan berat (m3/kg).
Garis skalanya sama dengan garis skala bola basah (wet bulb).
f. Kelembapan Relatif (Relative Humidity, RH)
Kelembapan
relatif (RH) merupakan perbandingan tekanan uap air terhadap tekanan uap air
jenuh pada temperatur konstan pada suatu ruang atau lokasi tertentu. Kelembapan
relatif dinyatakan dalam satuan persen atau disebut %RH (Parish dan Putman, 1977).
Kelembapan relatif
dapat dirumuskan (Stoecker and Jones,
1989):
dimana : Pw =
Tekanan parsial uap air; Pws = Tekanan
jenuh uap air
g. Kelembapan Spesifik (Humidity Ratio, W)
Kelembapan
spesifik (W) adalah massa uap air (mu)
yang terkandung dalam udara lembap per-satuan massa udara kering (ma) pada atmosfer. Kelembapan
spesifik diukur dalam satuan grains per pound udara ( 7000 grains = 1 pound)
dan diplotkan pada garis sumbu vertikal yang ada di bagian samping kanan chart (Parish dan Putman, 1977).
Kelembapan spesifik dapat dirumuskan
(Stoecker and Jones, 1989):
dimana : W = Kelembapan
spesifik; Mw = Massa uap air; Ma
= Massa udara kering
h. Entalpi (Enthalpy, h)
Entalpi
merupakan energi kalor yang dimiliki oleh suatu zat pada temperatur tertentu,
atau jumlah energi kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 kg udara kering dan
x kg air (dalam fasa cair) dari 0oC sampai mencapai toC
dan menguapkannya menjadi uap air (fase gas). Entalpi dinyatakan dalam satuan
Btu/lb. Harga entalpi dapat diperoleh sepanjang skala di atas garis saturasi
(Bhatia, 2012).
3. Bagan
Psikrometrik (Psychrometric Chart)
Grafik psikrometrik
adalah sebuah grafik atau bagan yang memuat komponen-komponen untuk menentukan
sifat/karakteristik udara. Grafik
psikrometrik (psychrometric chart) berhubungan
dengan berbagai macam parameter yang termasuk di dalam neraca energi dan massa
pada udara lembap (Sugiarto, 2012). Pada grafik psikrometrik, sumbu vertical (pada bagian kanan) adalah specific humidity, sedangkan sumbu
horizontal merupakan dry-bulb temperature. Grafik psikrometrik dapat dilihat pada gambar
2.1. Sedangkan pemetaan garis masing-masing
komponen grafik psikrometrik dapat dilihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.1 Bagan Psikometri (Stoecker and Jones,
1989)
Gambar 2.2 Pemetaan garis (atas)
skala suhu bola kering (DB), Kelembapan (w), dan garis saturasi (saturation line), (tengah) skala kelembapan relatif (RH), (bawah) skala volume
spesifik yang segaris dengan suhu bola basah (WB), suhu titik embun (DP) dan entalpi (Sugiarto, 2012).
a. Garis
Wet-bulb (Persamaan)
Wet-bulb temperature berdasarkan pada kesetimbangan antara
laju energi ke bola (bulb) dan evaporasi air. Representasi proses wet-bulb pada grafik dapat dilihat pada gambar 2.3.
Sebagai
contoh, pada proses wet-bulb dengan kondisi awal TDB (sepanjang garis
horisontal) dan HDB (sepanjang garis vertikal) kombinasi kedua garis tersebut
adalah titik A. Garis ditarik ke arah kiri melalui wet-bulb line menuju kurva saturasi (di titik B). Lalu dari titik B
ditarik garis ke bawah sehingga diperoleh TWB (di titik C), dan ditarik garis
ke samping arah kanan dari titik B sehingga diperoleh HDB (di titik D) (Bhatia,
2012).
b. Garis
Pendinginan Adiabatis (Persamaan)
Pendinginan
adiabatis disebut juga humidifikasi. Pada proses ini, udara didinginkan dan
dihumidifikasi (kandungan air naik) sedangkan sedikit air yang diresiskulasi
diuapkan (Bhatia, 2012). Pada kondisi kesetimbangan dan steady-state, temperatur udara keluar sama dengan temperatur air,
dan udara yang keluar jenuh pada kondisi temperatur ini. Kerangka grafik psikometrik
hubungan dapat dilihat pada gambar 2.4.
Gambar 2.4 Kerangka grafik psikometrik menunjukkan
hubungan temperature, dewpoint, wet and
dry bulb temperature, relative humidity, specific humid volume, humidity
enthalpy, adiabatic cooling/wet-bulb line.
4. Proses
Udara Thermal
Beberapa
proses udara yang terjadi dalam psychometric
chart adalah :
a. Proses
pemanasan (Heating)
Proses
pemanasan adalah proses penambahan kalor sensibel ke udara sehingga temperatur
udara tersebut naik. Proses ini disebabkan oleh perubahan temperatur bola
kering (DB) udara tanpa perubahan rasio kelembapan. Garis proses pada psychometric chart adalah garis
horizontal ke arah kanan (Pita, 1981).
Gambar
2.5 Proses pemanasan
b. Proses
pendinginan (Cooling)
Proses
pendinginan adalah proses pengambilan kalor sensibel dari udara sehingga temperatur
udara tersebut mengalami penurunan. Proses ini disebabkan oleh perubahan
temperatur bola kering udara tanpa perubahan rasio kelembapan. Garis proses
pada grafik psikometrik adalah garis horizontal ke arah kiri (Pita, 1981).
Gambar 2.6 Proses pendinginan
c.
Proses pelembapan (humidifikasi)
Proses
pelembapan adalah proses penambahan kandungan uap air ke udara sehingga terjadi
kenaikan entalpi dan rasio kelembapan. Pada proses ini terjadi perubahan kalor
laten tanpa disertai perubahan kalor sensibel. Garis proses pada grafik
psikometrik adalah garis vertikal ke
arah atas (Pita, 1981).
Gambar 2.7 Proses pelembapan
d.
Proses penurunan kelembapan (dehumidifikasi)
Proses
penurunan kelembapan adalah proses
pengurangan kandungan uap air ke udara sehingga terjadi penurunan entalpi dan
rasio kelembapan. Pada proses ini terjadi perubahan kalor laten tanpa disertai
perubahan kalor sensibel. Garis proses pada grafik psikometrik adalah garis vertikal ke arah bawah (Pita,
1981).
Gambar 2.8 Proses penurunan kelembapan
e.
Proses pemanasan dan pelembapan (Heating dan humidifikasi)
Pada
proses ini udara dipanaskan disertai dengan penambahan uap air, sehingga
didapatkan peningkatan kalor sensibel dan kalor laten secara bersamaan. Pada
proses ini terjadi kenaikan rasio kelembapan, entalpi, Tdb, Twb dan kelembapan
relatif. Garis proses pada grafik
psikometrik adalah garis ke arah kanan atas (Pita, 1981).
Gambar 2.9 Proses
pemanasan dan pelembapan
f. Proses pemanasan dan penurunan kelembapan (Heating
dan dehumidifikasi)
Pada proses ini udara mengalami
pendinginan dahulu sampai temperaturnya dibawah titik embun udara, pada
temperatur ini udara mengalami pengembunan sehingga kandungan uap air akan
berkurang (Pita, 1981).
Gambar 2.10 Proses pemanasan dan penurunan kelembapan
g.
Proses pendinginan dan pelembapan (Cooling dan humidifikasi)
Proses ini dilakukan dengan melewatkan
udara pada ruangan semburan air yang temperaturnya lebih rendah dari temperatur
udara, tetapi lebih tinggi dari titik embun udara sehingga temperatur akan
mengalami penurunan dan rasio kelembapan akan mengalami peningkatan (Pita, 1981).
Gambar 2.11 Proses pemanasan dan penurunan kelembapan
h. Proses
pendinginan dan penurunan kelembapan (Cooling dan dehumidifikasi)
Proses ini dilakukan dengan cara melewatkan udara pada koil pendingin atau ruangan semburan air dimana temperaturnya lebih rendah dari temperatur udara sehingga terjadi penurunan kalor laten dan kalor sensibel (Pita, 1981).
Gambar 2.12 Proses pendinginan dan penurunan kelembapan
5. Aplikasi
Pengkondisian Udara pada Pengolahan Pangan
Sebagian
besar teknik pengolahan pangan menggunakan proses pindah panas (thermal process). Pada proses termal,
pengkondisian udara dibutuhkan untuk mengatur sifat atau karakteristik udara
yang dibutuhkan. Teknik pengolahan pangan tersebut antara lain (Estiasih dan
Ahmadi, 2009) :
1. Proses pemanasan seperti pengalengan,
pasteurisasi, pemasakan, evaporasi, ekstrusi dan blansing
2. Penghilangan panas seperti pendinginan
dan pembekuan
3. Penghilangan air seperti pengeringan
4. Penggunaan udara panas seperti
pemanggangan, peyangraian dan pengeringan.
Proses
pengolahan pangan selain bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik dan menambah
cita rasa/flavor juga dilakukan untuk pengawetan atau memperpanjang umur
simpan. Salah satu penyebab utama rusaknya bahan pangan adalah adanya
mikroorganisme berupa kapang, khamir dan
bakteri. Untuk mencengah pertumbuhan mikroorganisme pada bahan pangan, perlu
diketahui karakteristik dari mikroorganisme tersebut. Kapang, khamir dan bakteri tumbuh baik pada
kondisi dengan kelembapan udara yang tinggi. Oleh karena itu pencegahannya
dapat dilakukan dengan mengkondisikan agar kondisi udara tidak lembap.
Pada
bakteri, selain kondisi kelembapan udara, dua faktor fisik yang mempengaruhi
pertumbuhan bakteri adalah atmosfer gas (kandungan oksigen) dan suhu. Berdasarkan
kemampuan respon terhadap oksigen bebas, bakteri dapat dibedakan menjadi 4
kelompok yakni bakteri aerob (membutuhkan oksigen), anaerob (tanpa membutuhkan
oksigen), anaerob fakultatif (dapat tumbuh pada keadaan aerob dan anaerob),
mikroaerofil (tumbuh baik dengan sedikit oksigen) (Pelczar dan Chan, 2008).
Berdasarkan
kemampuan beradaptasi dengan kondisi suhu udara, bakteri dapat dibedakan
menjadi 5 kelompok yakni bakteri hipertermofil (tumbuh pada suhu 70o-110oC),
termofil (tumbuh pada suhu 40o-70oC), mesofil (tumbuh
pada suhu 20o-45oC), psikotrofil (tumbuh pada suhu 0-30),
dan psikrofil (tumbuh pada suhu -5o-20oC) (Pelczar dan
Chan, 2008). Pada bahan pangan umumnya bakteri yang mudah muncul adalah bakteri
kelompok aerob-mesofil. Oleh karena itu untuk mencegah pertumbuhannya, beberapa
bahan pangan diolah dengan suhu cukup tinggi (pemanasan), dengan suhu rendah
(pendinginan), atau dengan mengkondisikan lingkungan tanpa oksigen.
DAFTAR PUSTAKA
Bhatia,
A. 2012. Principles of Evaporative
Cooling System. Philadelphia: PDH online course.
Estiasih, Teti dan Ahmadi. 2008. Teknologi Pengolahan Pangan. Malang : Bumi aksara.
Parish, O. O.,
and Putman, T. W. 1977. Equation For The
Determination Of Humidity From Dewpoint And Psychrometric Data. Washington:
National Aeronautics And Space Administration.
Pita, G. E.
1981. Air Conditioning Principles and System. Washington : John Wily and Sons. Inc.
Pelczar, M.,
dan E.C.S Chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi, alih bahasa Ratna Siri Hadi Utomo. Jakarta:
UI Press.
Stoecker, W. F.,
and Jones, J. W. 1989. Refrigerasi dan Pengkondisian Udara, edisi ke-2.
Alih bahasa
Ir.Supratman Hara. Jakarta: Erlangga.
Sugiarto, Y.
2012. Pengeringan (Lanjutan).
[Materi Kuliah]. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya.
Widodo, S.,
dan Syamsuri, H. 2008. Sistem Refrigerasi dan Tata Udara.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
CARA SUKSES NGURUS IJAZAH Assalamualaikum saya bambang asal dari jawa timur sedikit saya ingin berbagi cerita masalah ijazah saya yang kemarin mulai dari SD sampai SMA saya hangus terbakar, tapi alhamdulillah untung saja ada salah satu keluarga saya yang bekerja di salah satu dinas kabupaten di wilayah jawa timur dia memberikan petunjuk cara mengurus ijazah saya yang hilang, dia memberikan no hp BPK DR SUTANTO S.H, M.A beliau selaku kepala biro umum di kantor kemendikbud pusat jakarta nomor hp beliau 0853-2174-0123, alhamdulillah beliau betul betul bisa ngurusin masalah ijazah saya, alhamdulillah setelah saya tlp beliau di nomor hp/WA 0853-2174-0123, saya di beri petunjuk untuk mempersiap'kan berkas yang di butuh'kan sama beliau dan hari itu juga saya langsun email berkas'nya dan saya juga langsun selesai'kan ADM'nya 50% dan sisa'nya langsun saya selesai'kan juga setelah ijazah saya sudah ke terima, alhamdulillah proses'nya sangat cepat hanya dalam 1 minggu berkas ijazah saya sudah ke terima.....alhamdulillah terima kasih kpd bpk DR SUTANTO S.H,M.A berkat bantuan bpk lamaran kerja saya sudah di terima, bagi saudara/i yang lagi bermasalah malah ijazah silah'kan hub beliau semoga beliau bisa bantu, dan ternyata juga beliau bisa bantu dengan menu di bawah ini wassalam.....
ReplyDelete1. Beliau bisa membantu anda yang kesulitan :
– Ingin kuliah tapi gak ada waktu karena terbentur jam kerja
– Ijazah hilang, rusak, dicuri, kebakaran dan kecelakaan faktor lain, dll.
– Drop out takut dimarahin ortu
– IPK jelek, ingin dibagusin
– Biaya kuliah tinggi tapi ingin cepat kerja
– Ijazah ditahan perusahaan tetapi ingin pindah ke perusahaan lain
– Dll.
2. PRODUK KAMI
Semua ijazah DIPLOMA (D1,D2,D3) S/D
SARJANA (S1, S2)..
Hampir semua perguruan tinggi kami punya
data basenya.
UNIVERSITAS TARUMA NEGARA UNIVERSITAS MERCUBUANA
UNIVERSITAS GAJAH MADA UNIVERSITAS ATMA JAYA
UNIVERSITAS PANCASILA UNIVERSITAS MOETOPO
UNIVERSITAS TERBUKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
UNIVERSITAS TRISAKTI UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
UNIVERSITAS BUDI LIHUR ASMI
UNIVERSITAS ILMUKOMPUTER UNIVERSITAS DIPONOGORO
AKADEMI BAHASA ASING BINA SARANA INFORMATIKA
UPN VETERAN AKADEMI PARIWISATA INDONESIA
INSTITUT TEKHNOLOGI SERPONG STIE YPKP
STIE SUKABUMI YAI
ISTN STIE PERBANAS
LIA / TOEFEL STIMIK SWADHARMA
STIMIK UKRIDA
UNIVERSITAS NASIONAL UNIVERSITAS JAKARTA
UNIVERSITAS BUNG KARNO UNIVERSITAS PADJAJARAN
UNIVERSITAS BOROBUDUR UNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH UNIVERSITAS BATAM
UNIVERSITAS SAHID DLL
3. DATA YANG DI BUTUHKAN
Persyaratan untuk ijazah :
1. Nama
2. Tempat & tgl lahir
3. foto ukuran 4 x 6 (bebas, rapi, dan usahakan berjas),semua data discan dan di email ke email kami.
4. IPK yang di inginkan
5. universitas yang di inginkan
6. Jurusan yang di inginkan
7. Tahun kelulusan yang di inginkan
8. Nama dan alamat lengkap, serta no. telphone untuk pengiriman dokumen
9. Semua data di kirim sesuai alamat kantor
10. Pembayaran lewat Transfer ke Rekening MANDIRI, BNI, BRI,
11. PENGIRIMAN Dokumen Via JNE
4. Biaya – Biaya
• SD = Rp. 1.500.000
• SMP = Rp. 2.500.000
• SMA = Rp. 3.000.000
• D3 = 6.000.000
• S1 = 7.500.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
• S2 = 12.000.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
• S3 / Doktoral Rp. 24.000.000
(kampus terkenal – wajib ikut kuliah beberapa bulan)
• D3 Kebidanan / keperawatan Rp. 8.500.000
(minimal sudah pernah kuliah di jurusan tersebut hingga semester 4)
• Pindah jurusan/profesi dari Bidan/Perawat ke Dokter. Rp. 32.000.000