Proses Tekanan
Tinggi pada Fillet Ikan Rainbow Trout
Asap (Oncorhynchus mykiss) dan Fillet
Ikan Lele Eropa Segar (Silurus glanis)
Sumber
: Mengden, R., Anja R., Nadine S.,
Günter K. 2015. High-pressure processing
of mild smoked rainbow trout fillets (Oncorhynchus mykiss) and fresh
European catfish fillets (Silurus glanis). Journal off Innovative Food
Science and Emerging Technologie, 32:9-15.
Latar Belakang
1. Ikan adalah bahan pangan yang memiliki nilai gizi yang
tinggi namun bersifat perishable
(mudah rusak) dan rentan dengan resiko keberadaan mikroba yang dapat
membahayakan konsumen terutama pada produk yang diolah minimum seperti ikan
asap. 2. L.monocytogenes dan E.coli merupakan beberapa mikroba pathogen
yang berpotensi menyebabkan ganguan kesehatan (foodborne illness) dari
ikan. 3. Maka untuk mendapatkan produk ikan segar ataupun ikan asap yang
siap makan tanpa pemanasan tetap perlu dilakukan inaktivasi mikroba, salah satu
caranya adalah dengan proses tekanan tinggi (high pressure processing/HPP).
Upaya Penyelesaian
1. HPP adalah proses non-termal berbasarkan pada tekanan
tinggi hidrostatik yang dapat membunuh atau membuat mikroba dalam kondisi sublethal injury dengan cara merusak
membran selnya. 2. Pada saat yang sama penggunaan HPP juga dapat mengurangi
kerusakan komponen flavor dan vitamin yang terkandung dalam bahan pangan karena
HPP dapat dioperasikan pada suhu rendah hingga sedang (1,5-55oC) dan
dengan waktu proses yang singkat.
Metode
1. Pada penelitian ini, untuk mengetahui kemampuan metode
HPP dalam menurunkan jumlah mikroba dan mempertahankan sensori selama
penyimpanan pada refrigerator maka akan dilakukan analisa pada 2 faktor
tersebut. 2. Produk yang digunakan adalah fillet
ikan rainbow trout asap dan fillet ikan lele eropa segar. 3. Pada produk fillet ikan rainbow trout asap digunakan
tekanan 400 atau 600 MPa dengan lama
waktu 1 atau 5 menit yang selanjutnya akan disimpan pada suhu 5±2oC
dan akan dilakukan pengamatan pada hari ke 1, 13, 27 dan 41. 4. Sedangkan untuk
produk ikan lele eropa segar tekanan digunakan tekanan 200, 400 atau 600 MPa
dengan lama waktu yang sama yakni 1 atau 5 menit, suhu penyimpanan yang
digunakan 5±2oC dan waktu pengamatan adalah pada hari ke 1, 4 dan 7.
Hasil dan Pembahasan
1.
Berdasarkan hasil analisa menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah
mikroba, penurunan yang terjadi semakin besar seiring dengan semakin tingginya
tekanan dan lama waktu yang digunakan.
2.
Sehingga dapat dikatakan bahwa metode HPP dengan tekanan 600 MPa
selama 5 menit adalah perlakuan terbaik untuk menurunkan jumlah mikroba produk
ikan.
3.
Pada produk ikan asap dengan total mikroba awal 8.09 ± 0.27 log10
CFU/g mengalami penurunan menjadi 2.0 log10 CFU/g, begitu pula pada produk ikan
segar terjadi penurunan dari 8.01 ± 0.14 log10 CFU/g menjadi 1.81 ± 0.27 log10
CFU/g.
4. Pada penelitian
ini, evaluasi sensori dilakukan dengan menggunakan penilaian panelis. Hasilnya
menunjukkan bahwa panelis menemukan perbedaan pada produk ikan segar, mereka
menilai bahwa produk ikan segar hasil dari HPP lebih terlihat matang (cooked) dan terang (brighter), namun perbedaan tersebut tidak signifikan.
5. Sehingga dapat
dikatakan bahwa dengan menggunakan metode HPP tetap terjadi perubahan sensori
namun sangat sedikit atau bahkan tidak terlihat seperti yang terjadi pada ikan
asap.
6. Hal tersebut diperkirakan karena proses
pengasapan itu sendiri telah mengubah sensori dari ikan segar sehingga pada
produk HPP tidak nampak perbedaannya.
Analisa
Kelebihan
1.
Pengamatan
dilakukan hingga tahapan penyimpanan
2.
Mikroba
yang diamati tidak hanya satu namun total mikroba aerob, L. monocytogenes dan E.coli
3.
Menggunakan
panelis terlatih untuk melakukan evaluasi sensori
Kekurangan
1.
Menggunakan
2 jenis sampel yang berbeda dan perlakuan yang diberikan berbeda (tekanan dan
lama waktu HPP) sehingga tidak dapat dibandingkan pengaruh pengaruh perlakuan
dan jenis sampel dengan baik.
2.
Pada
bagian pembahasan masih cukup sulit dipahami karena kurang runtut.
3.
Data
yang ditampilkan pada grafik dan tabel tidak berimbang pada kedua sampel
Grafik
hanya memperlihatkan data produk ikan trout asap sedangkan tabel memperlihatkan
data ikanl lele segar.
4.
Faktor
fisik hanya dilihat berdasarkan penilaian sensori dari panelis, akan lebih baik
seandainya juga dianalisis menggunakan alat untuk warna dan tekstur.
Jurnal yg blm di riview apa linknya
ReplyDelete