ACTIVE BIO-PACKAGING:
ALTERNATIF KEMASAN PRODUK IKAN TONGKOL YANG AMAN, BIODEGRADABLE DAN
ANTIBAKTERI
Annisa
Ulfah Pristya1)
1)Faculty
of Agricultural Technology, Brawijaya University
Kasus keracunan makanan di
Indonesia telah terjadi sebanyak 48 kasus pada tahun 2006 dan terus meningkat
menjadi 8.943 kasus dengan jumlah korban 25.268 orang tahun 2008 di pasar
tradisional maupun di supermarket yang masih ditemukan pangan segar atau pangan
olahan yang sudah kadaluarsa namun terkonsumsi oleh konsumen. Ikan tongkol
merupakan salah satu produk perikanan yang digemari masyarakat namun sangat
mudah mengalami kerusakan dan mengakibatkan keracunan. Hal ini dikarenakan
distribusi dan penjualannya dalam keadaan terbuka sehingga memungkinkan
terjadinya kontaminasi mikroba pembusuk dan patogen yang dapat menghasilkan
senyawa beracun seperti TMA dan TVBN yang menyebabkan peningkatan pH ikan
sebagai indikasi penurunan kualitas ikan penyebab keracunan dengan gejala muntah,
bibir bengkak, sakit kepala, gatal-gatal, mual, muka kemerahan dan badan lemas
akan timbul apabila mengonsumsi 70 sampai 100 mg histamin dan TVBN diatas batas
aman 30% mg/100 gram. Selama ini penentuan kualitas kesegaran ikan tongkol
dilakukan berdasarkan kualitas organoleptik. Cara tersebut masih kurang akurat
karena bersifat subjektif dan tidak bisa menjamin bahwa ikan tongkol masih
layak konsumsi. Hal ini dikarenakan ikan tongkol yang disimpan dalam kondisi
dingin lebih sulit untuk menentukan kualitas dan tingkat kerusakannya. Untuk
itu, diperlukan Active Bio-Packaging yang merupakan kemasan edible film bioindikator pH yang dapat
mendeteksi kerusakan ikan tongkol yang cepat, akurat dan praktis menggunakan
indikator kesegaran sekaligus dapat meminimalisir dan menghindarkan resiko
terkontaminasinya produk oleh bakteri patogen dan pembusuk. Active
Bio-Packaging memiliki keunggulan yaitu meningkatnya
ketahanan bahan sebanding dengan peningkatan kekuatan, peningkatan sifat barrier yang lebih baik (untuk
pengemas), karakteristik optik yang lebih baik karena ukuran nanopartikel yang
sangat kecil, pemrosesan yang lebih mudah karena viskositas yang lebih rendah, biodegradable, dapat
memperpanjang umur (shelf-life) dari fresh product seperti
buah-buahan dan sayuran dengan cara mengatur respiratory exchange, juga
dapat meningkatkan kualitas ikan tongkol segar dengan cara memperlambat
kehilangan moisture, mengurangi oksidasi lemak dan discoloration dan
memperbaiki penampilan produk. Produk ini dibuat dengan biaya investasi
perbulan sebesar Rp 58.958,- dan biaya operasional
Rp 53.000,- sehingga diperoleh laba
sebesar Rp 704.000,-/bulan atau 44%. Pihak terkait yang turut berkontribusi dalam
upaya pengaplikasian dan pengimplementasian
adalah pemerintah, investor, lembaga penelitian, pedagang dan konsumen.
Kata kunci: antosianin, biodegradable, edible
film, ikan tongkol, kerusakan
No comments:
Post a Comment