Eco-Membran Nanofiltrasi: Aplikasi
Pemanfaatan Teknologi Membran Nanofiltrasi Berbahan Dasar Serat Limbah Daun
Nanas Sebagai Solusi Pengolahan Limbah Cair Industri Karet Dan Krisis Pupuk Di
Indonesia
Annisa Ulfah Pristya1
1Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University
1Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University
Luas
tanaman karet Indonesia mencapai 2,9 juta Ha dengan produktivitasnya
mencapai 1,38 juta. Produktivitas
karet yang tinggi berbanding lurus dengan jumlah limbah yang dihasilkan Industri pengolahan
karet. Industri karet akan menghasilkan dampak
negatif dari industri karet berupa pencemaran lingkungan yang disebabkan limbah
yang belum diolah secara maksimal. Limbah cair industri karet mengandung senyawa
nitrogen (nitrat dan amonia) dan senyawa fosfat yang tinggi dan menyebabkan
pencemaran air serta menimbulkan bau tak sedap akibat adanya kandungan amoniak
yang tinggi. Di sisi lain, permintaan pupuk NPK di
Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun dan membutuhkan ammonia serta
fosfat sebagai bahan bakunya. Berdasarkan
kebutuhan dalam negeri, dalam setahun dibutuhkan 400.000 ton ammonia dan
Indonesia masih mengimpor 200.000 ton ammonia per tahun senilai Rp 4,2 triliun.
Serta, kekurangan asam fosfat harus impor dari Jordania, Maroko, Afrika
Selatan, Filipina, dan India sebanyak 225 ribu ton per tahun. Selama
ini, proses pengolahan limbah cair karet umumnya dilakukan dengan menampungnya pada bak penampungan limbah
untuk kemudian diendapkan, disaring dan sisanya dialirkan ke lingkungan. Namun
metode ini tidak efisien sehingga membutuhkan energi dan biaya yang tinggi
karena melalui banyak tahap sebelum menghasilkan air bersih yang dapat
dialirkan ke badan sungai. Padahal Indonesia memiliki potensi buah nanas
yang dapat dipanen sepanjang tahun di seluruh Indonesia. Pada tahun 2010
produksi nanas Indonesia mencapai 1.406.445 ton atau sekitar 9,36 persen dari
total produksi buah di Indonesia. Meningkatnya produktivitas nanas berbanding
lurus dengan jumlah limbah daun nanas yang terus berkesinambungan dan biasanya
hanya ditimbun dalam tanah atau dibuang bersama limbah lain di Tempat
Pembuangan Akhir (TPA). Melalui Eco-Membran
Nanofiltrasi Berbahan Dasar Serat Limbah Daun Nanas sehingga permasalahan
lingkungan bisa teratasi secara efisien. Nanofiltrasi adalah
proses yang menggunakan tekanan sebagai driving force yang dapat berupa
konveksi atau difusi dari masing-masing molekul. Membran nanofiltrasi yang
dapat memisahkan air hingga ukuran nano sehingga dapat memisahkan sisa olahan
limbah yang bernilai ekonomis yaitu N dan P yang tinggi sebagai bahan baku
pembuatan pupuk NPK untuk mengatasi krisis pupuk di Indonesia. Bahan baku yang
digunakan untuk pembuatan Eco-Membran Nanofiltrasi yaitu selulosa dari serat nanas yang diolah
menjadi selulosa asetat yang bersifat biodegradable dan hanya memerlukan pergantian
membrane setiap 6 bulan sekali. Sasaran output yang diharapkan yaitu
berupa Greenecotechnology sehingga
dengan adanya membran nanofiltrasi tidak hanya mengolah limbah industri karet
secara efektif, efisien dan ramah lingkungan, namun turut menurunkan biaya
pengolahan limbah dibandingkan metode konvensional
Kata Kunci: biodegradable,
karet, nanas, pupuk, selulosa diasetat
No comments:
Post a Comment