BESAN (MURBEI, KULIT
PISANG, DAN NANAS): MODIFIKASI SUPLEMEN KAYA
ANTIOKSIDAN BAGI PENDERITA HIV BERBASIS TEKNOLOGI NANOENKAPSULASI
Annisa
Ulfah Pristya1)
1)Faculty
of Agricultural Technology, Brawijaya University
Human
Immunodeficiency Virus (HIV) penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi isu
topikal di dunia. Salah satu negara berkembang yang menghadapi masalah serius terhadap HIV adalah Indonesia. Penyakit ini ditandai dengan gejala menurunnya sistem kekebalan
tubuh manusia. Solusi yang pernah
diterapkan adalah obat anti retroviral (ARV) yang bermanfaat
menurunkan morbiditas dan mortalitas dini akibat infeksi HIV. Namun, pengobatan dengan ARV ini sangat mahal, tidak
setiap orang dapat membeli obat ini. Selain itu malnutrisi bagi tubuh, efek
samping yang seius dan kepatuhan konsumsi ARV seumur hidup menjadi masalah
serius saat ini. Subsidi biaya pengobatan ARV dari departemen kesehatan
ternyata tidak cukup merata dan sebagian besar pasien HIV/AIDS sulit
untuk mendapatkan pelayanan ini. Sehingga penulis memberikan solusi BESAN
yang merupakan suplemen dengan formulasi nanas, kulit
pisang, dan murbei untuk membantu mengatasi malnutrisi pada penderita HIV. Nanas mengandung 9,61 mg/ml enzim
bromelain yang dapat meningkatkan CD4 pada darah penderita HIV. Kulit pisang
mengandung vitamin C sebagai antioksidan, vitamin B6 untuk merangsang serotonin
sebagai anti-depresan. Sedagkan murbei mengandung cyanidin, isoquercetin, sakarida, asam linoleat, asam stearat, asam
oleat, dan vitamin (karoten, B1, B2 dan C) sebagai sumber antioksidan. Dengan menggunakan teknologi nanoenkapsulasi
sehingga terbentuk ukuran partikel lebih kecil dalam ukuran nano yang dapat melindungi suatu senyawa dari penguraian, senyawa dapat
mencapai tepat sasaran pengobatan, mengontrol pelepasan zat aktif dan
memperpanjang kerja obat serta menurunkan efek samping obat. Metode enkapsulasi yang
digunakan yaitu metode sonokimia dengan memanfaatkan gelombang ultrasonik
menggunakan penyalut kitosan. Hasil foto SEM, kombinasi konsentrasi kitosan 2%
dan jumlah sampel 50 mL menunjukkan nanopartikel kitosan yang lebih seragam.
Selain itu luaran yang diharapkan adalah tercapainya output socioecotechnology pada masyarakat
sehingga langkah strategis yang dilaksanakan untuk mencapainya yaitu memberikan
sosialisasi pada masyarakat, pengenalan teknologi, membangun kerjasama dengan pihak terkait,
mempromosikan dan memasarkan produk pada masyarakat serta merealisasikan
sasaran Socioecotechnology pada skala
luas.
Keywords: HIV, Jelly,
Nanoenkapsulasi, Socioecotechnology, Sonokimia.
No comments:
Post a Comment