TAMAN REMEDIASI: SOLUSI PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI TAHU DENGAN
TEKNOLOGI PLASMA
Annisa
Ulfah Pristya1),
1)Faculty
of Agricultural Technology, Brawijaya University
Jumlah
industri tahu di Indonesia dan pada tahun 2010 mencapai 84.000 unit usaha yang tersebar
di kota besar maupun pedesaan. Dengan kapasitas produksi lebih dari 2,56 juta
ton per tahun, industri tahu ini memproduksi limbah cair sebanyak 20 juta meter
kubik per tahun. Sebagian besar industri tahu yang ada di Indonesia merupakan
industri berskala kecil dan menengah yang belum mengelola limbahnya secara
baik. Saat ini pembuatan tahu di Indonesia masih menggunakan teknologi yang
sederhana, sehingga tingkat efisiensi penggunaan sumber daya (air dan bahan
baku) masih sangat rendah dan tingkat produksi limbahnya sangat tinggi dengan konsentrasi ion hidrogen buangan
industri tahu ini cenderung bersifat asam dengan pH 4-5, pada keasaman ini akan
terlepas zat-zat yang mudah menguap. Komponen terbesar dari limbah cair tahu
yaitu protein (N-total) sebesar 226, 06 sampai 434, 78 mg/L. Sehingga masuknya
limbah cair tahu ke lingkungan perairan akan meningkatkan total nitrogen di
perairan tersebut. Gas yang biasa ditemukan pada limbah adalah Oksigen,
Hidrogen sulfida, Amonia, Karbondioksida, dan Metana. Gas-gas tersebut berasal
dari dekomposisi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air limbah yang
mengeluarkan bau busuk. Upaya yang dilakukan yaitu menggunakan
metode fisika-kimia, biologis aerob, dan pemanfaatan gulma air. Akan tetapi,
penerapan ketiga metode tersebut dalam skala riil khususnya Indonesia relatif
sulit karena beberapa alasan, antara lain metode dan operasi relatif kompleks,
kebutuhan jumlah koagulan besar. Sedangkan pengolahan limbah cair secara
biologis aerob memerlukan daya energi listrik untuk aerasi tinggi, serta lahan pengolahan
yang relatif luas. Dengan demikian, para pengusaha industri tahu sering
membuang limbah ke badan air tanpa pengolahan terlebih dahulu. Karena itu
digunakan teknologi plasma dengan inovasi taman remediasi. Teknologi plasma
termasuk dalam green teknologi karena tidak menggunakan bahan kimia dan dengan
teknologi tersebut pengolahan limbah lebih cepat, tidak membutuhkan lahan yang
luas serta hasil akhir yang ramah lingkungan. Teknologi plasma untuk mengolah
limbah cair memiliki banyak kelebihan dibanding dengan cara konvensional,
mikrobiologi maupun membran filtrasi. Proses penguraian senyawa organik oleh
plasma berlangsung sangat cepat serta spesies aktif yang dihasilkan dapat
menguraikan hampir seluruh senyawa organik yang terkandung dalam air limbah.
Selain itu, inovasi taman remediasi memberikan solusi terhadap efisiensi tempat
sehingga kombinasi antara teknologi plasma pada pengolahan limbah cair tahu dan
inovasi taman remediasi merupakan solusi yang menjanjikan bagi pengolahan
limbah cair industri tahu di Indonesia.
Kata
kunci: limbah, plasma,
remediasi, tahu
No comments:
Post a Comment