AUTOHEMODIALIZER: Aplikasi Artificial Membrane Pada Glomerulus Penderita Gagal Ginjal Akut
Akibat Glumerulonefritis Akut
Annisa Ulfah Pristya1
1Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University
1Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University
Penyakit
ginjal merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia dengan perkiraan
sebanyak 36 juta orang meninggal pada tahun 2015 akibat gagal ginjal. Salah
satu penyakit ginjal yang berat yaitu gagal ginjal akut. Sebanyak 46,39%
penderita gagal ginjal akut diawali oleh gangguan intra-renal yang merupakan
kerusakan sel-sel ginjal biasanya terjadi akibat nekrosis tubulus iskemik salah
satunya yaitu Glumerulonefritis Akut yang merupakan reaksi peradangan pada
membran glomerulus dan mengakibatkan penyumbatan pori glomerulus serta
kebocoran protein dan eritrosit ke ultrafiltrat glomerulus. Solusi
penanggulangan yang dilakukan yaitu transplantasi ginjal atau hemodialisis.
Namun, sebagian besar pasien baru setiap tahunnya memilih untuk menjalani
terapi hemodialisis yang ditunjukkan sebesar 30,7% perjuta penduduk menjalani
hemodialisis. Sayangnya terapi hemodialisis memiliki implikasi negatif
diantaranya transmisi infeksi yang ditularkan melalui darah (blood-borne
infection), biaya yang besar, timbulnya depresi, berpotensi meningkatkan
terjadinya Dialisis Equiblirium Syndrome,
dan tetap harus mengkonsumsi obat-obatan pendamping hemodialisis. Di sisi
lain, Indonesia memiliki potensi polimer kitosan yang diolah dari kitin yang
merupakan limbah komoditas udang-udangan. Kitosan merupakan bahan alam yang
bersifat biokompatibel, memiliki kekuatan mekanik yang tinggi, permeablitas
terhadap urea, asam amino, dan kreatinin sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
material yang bermanfaat, salah satunya membran. Sedangkan silika dapat
digunakan sebagai porogen sehingga dihasilkan kitosan dengan pori besar yang
dapat disisipi ion logam yang memiliki afinitas tinggi dan berperan sebagai
membran adsorpsi. Sementara ion logam Cu sehingga dapat memiliki afinitas
tinggi sebagai adsorben urea. Sehingga kombinasi kitosan-silika-Cu dapat
dijadikan membran untuk memisahkan urea dari komponen darah lain seperti
albumin, glukosa, dan hemoglobin. Alat yang digunakan yaitu alat gelas standar,
magnetic stirrer, sel filtrasi,
kompresor, botol semprot, oven, neraca analitik, wrapping paper, kertas saring, dan alat SEM. Sedangkan bahan yang
digunakan yaitu serbuk kitosan, asam asetat, silika, CuSO4, Natrium
hidroksida (NaOH), urea, pereaksi nessler dan aquades. Tahapan pembuatan artificial membrane dibagi menjadi tahap
pembuatan membran kitosan-silika dan pembuatan membran kitosan-silika-Cu.
Kemudian dilakukan karakterisasi yaitu karakterisasi gugus fungsi menggunakan
Spektroskopi Inframerah FTIR 8400, uji permeabilitas membran menggunakan sel
filtrasi pengaduk, dan uji penampang muka dan penampang melintang menggunakan
SEM. Serta uji efektivitas artificial
membrane Kitosan-Silika-Cu sebagai filter urea dan sebagai sebagai adsorben
urea.
Keywords: CuSO4,
Glumerulonefritis, Hemodialisis, Kitosan, Silika
No comments:
Post a Comment