Friday, August 3, 2018

Eco-Membran Nanofiltrasi (Indo Ver)


Eco-Membran Nanofiltrasi: Aplikasi Pemanfaatan Teknologi Membran Nanofiltrasi Berbahan Dasar Serat Limbah Daun Nanas Sebagai Solusi Pengolahan Limbah Cair Industri Karet Dan Krisis Pupuk Di Indonesia

Annisa Ulfah Pristya1
1Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University


 Luas tanaman karet Indonesia mencapai 2,9 juta Ha dengan produktivitasnya mencapai 1,38 juta. Produktivitas karet yang tinggi berbanding lurus dengan jumlah limbah yang dihasilkan Industri pengolahan karet. Industri karet akan menghasilkan dampak negatif dari industri karet berupa pencemaran lingkungan yang disebabkan limbah yang belum diolah secara maksimal. Limbah cair industri karet mengandung senyawa nitrogen (nitrat dan amonia) dan senyawa fosfat yang tinggi dan menyebabkan pencemaran air serta menimbulkan bau tak sedap akibat adanya kandungan amoniak yang tinggi. Di sisi lain, permintaan pupuk NPK di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun dan membutuhkan ammonia serta fosfat sebagai bahan bakunya. Berdasarkan kebutuhan dalam negeri, dalam setahun dibutuhkan 400.000 ton ammonia dan Indonesia masih mengimpor 200.000 ton ammonia per tahun senilai Rp 4,2 triliun. Serta, kekurangan asam fosfat harus impor dari Jordania, Maroko, Afrika Selatan, Filipina, dan India sebanyak 225 ribu ton per tahun. Selama ini, proses pengolahan limbah cair karet umumnya dilakukan dengan menampungnya pada bak penampungan limbah untuk kemudian diendapkan, disaring dan sisanya dialirkan ke lingkungan. Namun metode ini tidak efisien sehingga membutuhkan energi dan biaya yang tinggi karena melalui banyak tahap sebelum menghasilkan air bersih yang dapat dialirkan ke badan sungai. Padahal Indonesia memiliki potensi buah nanas yang dapat dipanen sepanjang tahun di seluruh Indonesia. Pada tahun 2010 produksi nanas Indonesia mencapai 1.406.445 ton atau sekitar 9,36 persen dari total produksi buah di Indonesia. Meningkatnya produktivitas nanas berbanding lurus dengan jumlah limbah daun nanas yang terus berkesinambungan dan biasanya hanya ditimbun dalam tanah atau dibuang bersama limbah lain di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Melalui Eco-Membran Nanofiltrasi Berbahan Dasar Serat Limbah Daun Nanas sehingga permasalahan lingkungan bisa teratasi secara efisien. Nanofiltrasi adalah proses yang menggunakan tekanan sebagai driving force yang dapat berupa konveksi atau difusi dari masing-masing molekul. Membran nanofiltrasi yang dapat memisahkan air hingga ukuran nano sehingga dapat memisahkan sisa olahan limbah yang bernilai ekonomis yaitu N dan P yang tinggi sebagai bahan baku pembuatan pupuk NPK untuk mengatasi krisis pupuk di Indonesia. Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan Eco-Membran Nanofiltrasi  yaitu selulosa dari serat nanas yang diolah menjadi selulosa asetat yang bersifat biodegradable dan hanya memerlukan pergantian membrane setiap 6 bulan sekali. Sasaran output yang diharapkan yaitu berupa Greenecotechnology sehingga dengan adanya membran nanofiltrasi tidak hanya mengolah limbah industri karet secara efektif, efisien dan ramah lingkungan, namun turut menurunkan biaya pengolahan limbah dibandingkan metode konvensional

Kata Kunci: biodegradable, karet, nanas, pupuk, selulosa diasetat


No comments:

Post a Comment

CATATAN BIOAKTIF DAN SINDROM METABOLIK

SINDROM METABOLIK 1.        Obesitas menyebabkan inflamasi, hipertensi, resistensi insulin . Kemudian menyebabkan DM 2, penyakit kardi...