SINDROM METABOLIK
1.
Obesitas menyebabkan inflamasi, hipertensi, resistensi
insulin . Kemudian menyebabkan DM 2, penyakit kardiovaskuler (CVD)
2.
Obesitas menyebabkan penyimpanan lemak di adiposit. hal ini menyebabkan hipertrofi
(ukuran sel lemak membesar). selanjutnya terjadi lipid overflow, yaitu akumulasi lemak di
jaringan non adipose seperti jantung, liver, otot (terutama diacyl gliserol dan ceramide). hal ini menyebabkan resisten insulin. Dalam jangka panjang akan menyebabkan sindrom metabolik/degeneratif
3.
Resistensi insulin (SSPG) baik < 4.4 mmol/L.
Diatas 4.4 penyakit banyak. Diatas 7.8 resiko semakin banyak dibanding yg SSPG
lebih rendah. SSPG diukur pada puasa maupun post prandial
4.
NAFLD: Akumulasi lemak tinggi di liver (>=
5%)
5.
Dislipidemia: Profil lipid yang buruk dalam
plasma (LDL kolesterol tinggi, HDL kolesterol rendah, Trigliserida darah
tinggi)
6.
Sindrom metabolik: glukosa darah tinggi, insulin
tidak bekerja, insulin tidak cukup, produksi insulin cukup tapi sel tidak
sensitif. salah satu contohnya Diabetes Melitus (DM)
7.
DM 1 (IDDM): 10% dari total penderita diabetes, karena insulin
tidak diproduksi (autoimun)
8.
DM 2 (DDM): 90% dari total penderita diabetes, produksi
insulin di sel beta berkurang, sensitivitas sel berkurang, didahului oleh
obesitas/overweight (berat badan berlebih)
9.
Manajemen DM 1: suntik insulin, olahraga ringan,
dan makan berkarbohidrat setelah olahraga >60 menit, cek glukosa darah sebelum
olahraga, makan sebelum olahraga jika glukosa darah < 100 mg/dl
10.
Manajemen DM 2: penurunan berat badan,
meningkatkan aktivitas fisik, olahraga tanpa konsumsi makan berkarbohidrat dulu sebelumnya, turunkan berat badan 0.5-1 kg per minggu
11.
Reduksi intake karbohidrat dari 65% total kalori
menjadi 35% total kalori dilaporkan mampu menurunkan 25% kadar trigliserida
darah, diet rendah karbo > 6 bulan memperbaiki profil lipid
12.
Konsumsi makanan tinggi sukrosa dan fruktosa berasosiasi dengan
NAFLD, diabetes, obesitas, sindrom metabolik, dll. Karena Fruktosa tidak menstimulasi
leptin (enzim yang menstimulasi rasa kenyang) dan menyebabkan de Novo-Lipogenesis secara langsung dan meningkatkan
berat badan. Fruktosa tinggi = pro inflamasi
13.
Diet rendah karbo dimulai dengan konsumsi karbo
30 g per hari hingga konsumsi 30-40% saja per hari. ALT (alkaline transferase) adalah enzim di liver yang merupakan indikator NAFLD. Produksinya akan turun dengan diet rendah karbo sekaligus
rendah indeks glikemik (GI) dibandingkan diet tinggi karbo/tinggi GI
14.
Kombinasi diet rendah GI dengan olahraga
menurunkan post-prandial HYPERINSULINEMIA
15.
Diet tinggi lemak meningkatkan resistensi
insulin, mengganggu metabolisme lemak post-prandial, memperburuk NAFLD, dan
penyakit jantung koroner
16.
Diet rendah lemak menurunkan LDL
17.
Diet tinggi PUFA mengaktifasi PPAR-α (faktor
transkripsi), meningkatkan oksidasi lemak, meregulasi level lipid plasma, Mengurangi
NAFLD, resistensi insulin dan inflamasi, memperbaiki dislipidemia dan
menurunkan resiko penyakit jantung koroner
18.
Natrium picolinat: suplemen untuk diabetes. Kalau dikombinasikan dengan suntik insulin dapat membantu metabolisme karbohidrat. Namun natrium picolinat hanya diperlukan dalam jumlah sedikit, dan
tidak boleh digunakan jika ada komplikasi penyakit lain, atau sedang hamil
BIOAKTIF
1.
Senyawa Non-Nutrient seperti fitokimia mempunyai
efek yang kuat terhadap kesehatan
2.
Resveratrol adalah fenol golongan stilbenes yang
berfungsi aktivasi sirtuin (memperbaiki metabolisme)
3.
Salah satu isoformnya adalah SIRT 1. SIRT 1
paling banyak dipelajari dan dilaporkan dari penelitian mempunyai efek proteksi
terhadap penyakit metabolik dan degeneratif
4.
Komponen bioaktif bekerja pada regulatory
sequences di DNA untuk memperbaiki metabolisme